Internasional

Asing Ragukan Data Covid-19 di RI, Ini Respons Gugus Tugas

News - Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
16 April 2020 19:48
Ruang Isolasi RSPi Sulianti. (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto) Foto: Ruang Isolasi RSPI Sulianti Saroso (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Data terkait jumlah kasus dan kematian akibat virus corona (Covid-19) di Indonesia banyak diragukan berbagai pihak. Salah satunya  oleh Centre for Mathematical Modelling of Infectious Diseases (CMMID), lembaga penelitian yang berbasis di London, Inggris.

Beberapa waktu lalu, lembaga itu menerbitkan hasil study yang menyatakan bahwa jumlah kasus infeksi Covid-19 di Indonesia baru dilaporkan sebanyak 2% saja dan banyak kasus lainnya tidak terdeteksi karena minimnya tingkat pengujian.

Negara terpadat keempat di dunia ini juga diprediksi bakal menjadi episentrum baru dari virus corona, seperti Italia, karena respons pemerintah yang lambat. Selain itu, fakta bahwa tingkat kematian akibat Covid-19 di Indonesia tinggi, menjadi salah satu sumber skeptisisme para peneliti.



Menurut Ascobat Gani, seorang ekonom kesehatan masyarakat, jumlah kasus corona di Indonesia bisa meningkat hingga 5 juta di ibukota Jakarta saja pada akhir April jika skenario terburuk terjadi.

"Kami telah kehilangan kendali, itu telah menyebar di mana-mana," kata Gani kepada Reuters. "Mungkin kita akan seperti Wuhan atau Italia. Saya pikir kita berada dalam kisaran itu,"

Keraguan itu ditanyakan sejumlah media asing dalam press briefing di Jakarta, Kamis (16/4/2020). Ketua Tim Pakar Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19, Prof. drh. Wiku Adisasmito M.Sc, Ph.D mengatakan pemerintah akan terus berupaya agar skenario dan prediksi semacam itu tidak benar-benar terjadi.

Wiku mengatakan pemerintah telah bekerja sama dengan berbagai pihak untuk mempelajari keadaan dan memanfaatkan prediksi tersebut sebagai batu pijakan mencari solusi.

"Saya ingin mengatakan bahwa semua pemodel yang telah dilibatkan ke dalam grup kami yang berasal dari Universitas Harvard, dari Imperial College of London, dari University College of London, dari NTU, dari Universitas Indonesia dan semua pakar lainnya, semua pemodel itu termasuk ahli matematika, mereka menggunakan rumus yang sama ... kami percaya dengan jumlah dan asumsinya," kata Wiku.

"Dengan menggunakan angka-angka itu kami mengembangkan kebijakan untuk memastikan proyeksi itu tidak akan menjadi kenyataan."

Selain Wiku, Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Achmad Yurianto sebelumnya juga telah mengatakan bahwa pemerintah akan berusaha agar prediksi itu tidak menjadi kenyataan.

"Kami tidak akan seperti itu," kata Yuri. "Yang penting adalah kami telah mengimbau orang-orang ... mereka harus menjaga jarak."

Selain CMMID, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat (AS) juga telah meragukan data pemerintah. Lembaga itu mengatakan bahwa kasus Covid-19 di Indonesia bisa jadi lebih banyak karena tidak semuanya terlaporkan.

Apalagi jika melihat jumlah kasus korona yang relatif kecil namun angka kematiannya tinggi, kata CDC.

"Jika sebuah negara melampirkan data, lalu kita melihat sedikitnya jumlah kasus tetapi angka kematian yang relatif tinggi, kami menjadi penasaran kalau masih ada kasus-kasus (COVID-19) yang mungkin belum terlaporkan," kata Pimpinan Gugus Tugas Covid-19 CDC, Barbara Marston, dalam jumpa pers, Rabu.

"Kami melihat di Indonesia memiliki jumlah kasus Covid-19 parah dan tingkat kematian yang tinggi. Hal itu membuat kami bertanya apakah jika dilakukan lebih banyak pemeriksaan lagi jumlah kasus akan bertambah," tambahnya, sebagaimana dilaporkan CNN Indonesia.



Meski begitu, Marston menegaskan bahwa CDC tidak menganggap laporan pemerintah Indonesia terkait jumlah kasus dan kematian akibat corona, salah atau tidak tepat.

Ia hanya berharap pemerintah Indonesia bisa melakukan lebih banyak tes Covid-19 lagi agar kasus-kasus yang tidak teridentifikasi bisa segera diketahui.

"Kami tidak mempertanyakan laporan resmi, kami tidak melakukan itu, tapi kami membayangkan jika dilakukan lebih banyak tes lagi akan mampu mengidentifikasi pasien-pasien ini," jelas Marston.

Per Kamis sore, Indonesia telah memiliki jumlah kasus corona sebanyak 5.516 kasus positif. Di mana sebanyak 548 di antaranya sembuh dan 496 orang meninggal dunia.

[Gambas:Video CNBC]

Artikel Selanjutnya

Covid Segera "End"? WHO Bawa Kabar Baik Kasus-Kematian Corona


(res/res)

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading