Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

[Fakta atau Hoaks] Benarkah Masjid di Seluruh Cina Dibuka Kembali Usai Virus Corona Mewabah?

Kamis, 20 Februari 2020 13:49 WIB

[Fakta atau Hoaks] Benarkah Masjid di Seluruh Cina Dibuka Kembali Usai Virus Corona Mewabah?

Narasi bahwa masjid di seluruh Cina dibuka kembali usai virus Corona baru, Covid-2019, mewabah beredar di media sosial. Narasi itu dibagikan bersama dengan sebuah video yang memperlihatkan muslim di Cina yang sedang beribadah di sebuah masjid.

Di Facebook, narasi beserta video yang berdurasi 14 detik itu diunggah salah satunya oleh akun Kuntum Khaira Ummati pada 5 Februari 2020. Akun ini menulis, "Setelah Cina dilanda virus Corona, Allah beri hadiah kepada umat muslim di Cina, yaitu terbukanya masjid-masjid seluruh daratan Cina."

Hingga artikel ini dimuat, unggahan akun Kuntun Khaira Ummati tersebut telah mendapat direspons lebih dari 9.900 kali dan dibagikan lebih dari 29 ribu kali.

Gambar tangkapan layar unggahan akun Facebook Kuntum Khaira Ummati yang memuat narasi sesat mengenai video yang diunggahnya.

Artikel ini akan memeriksa dua hal:- Di mana video di atas diambil?- Apakah pemerintah Cina pernah menutup masjid-masjid dan kemudian membukanya kembali setelah virus Corona Covid-2019 mewabah?

PEMERIKSAAN FAKTA

Terkait lokasi pengambilan video

Berdasarkan penelusuran Tim CekFakta Tempo, video yang diunggah oleh akun Kuntum Khaira Ummati tersebut bersumber dari akun TikTok @mosesmIb. Hal tersebut diketahui dari tulisan di pojok kanan atas video yang berbunyi "@mosesmIb". Tulisan itu muncul pada detik ke-3 hingga detik ke-4.

Tempo pun menelusuri akun tersebut dan menemukan bahwa akun TikTok @mosesmIb memang pernah mengunggah video itu. Akun ini memberikan keterangan dalam huruf Arab yang terjemahannya berbunyi, "Salat Jumat hari ini di sebuah masjid di Kota Dali, Cina."

Untuk mengecek kebenaran lokasi itu, Tempo melakukan penelusuran melalui Google Images. Hasilnya, diketahui bahwa masjid itu adalah Masjid Agung Dongguan yang terletak di Kota Xining, Provinsi Qinghai, Cina. Terdapat kesamaan arsitektur masjid tersebut dengan masjid dalam video unggahan akun TikTok @mosesmIb.

Foto masjid itu salah satunya dimuat di situs Wikimedia pada 30 Agustus 2018 dengan judul "Kuil Halal Dongguan di Xining". Di kolom deskripsi foto, dijelaskan bahwa foto tersebut diambil dari alun-alun Masjid Agung Dongguan di Kota Xining.

Gambar tangkapan layar foto Masjid Dongguan yang dimuat di situs Alamy.

Foto masjid yang sama juga pernah dimuat di situs stok foto Alamy. Foto yang diambil dari jarak yang lebih jauh itu adalah foto milik Eric Lafforgue. Foto yang diambil pada 24 Oktober 2017 tersebut diberi keterangan "Masjid Agung Dongguan, Kota Xining, Provinsi Qinghai, Cina".

Adapun video yang menampilkan masjid itu dari berbagai angle pernah diunggah oleh kanal YouTube Valpard pada 20 September 2014. Video itu diberi judul "The grand mosque of Xining/La grande mosquée de Xining (Qinghai-China)".

Terkait penutupan masjid di Cina

Pertama-tama, Tempo menelusuri pemberitaan di media mengenai penutupan ataupun pembukaan kembali masjid yang ada dalam unggahan akun Kuntum Khaira Ummati, yakni Masjid Dongguan. Hasilnya, tidak ditemukan pemberitaan bahwa Masjid Dongguan pernah ditutup dan dibuka kembali.

Organisasi cek fakta Arab, Fatabyyano, pun menemukan hal serupa. Menurut Fatabyyano, Masjid Dongguan tidak pernah ditutup. Hal ini diperkuat dengan beberapa unggahan di internet dan media sosia, yakni TikTok dan YouTube, yang menunjukkan aktifnya masjid itu dari tahun ke tahun. Di atas, Tempo juga telah menuliskan beberapa sumber yang memuat foto dan video Masjid Dongguan yang diambil dalam waktu yang berbeda.

Berdasarkan arsip pemberitaan Tempo, pada Agustus 2018, pemerintah Cina sempat berencana membongkar Masjid Agung Al-Haram di Kota Wizhou, Distrik Ningxia, Cina. Namun, rencana tersebut ditunda lantaran mendapatkan protes dari ribuan jemaah masjid itu.

Protes itu pun membuat pejabat Kota Weizhou mengubah perintah pembongkaran menjadi "rencana rektifikasi". Versi pertama dari rencana itu menyerukan agar kubah masjid "gaya Arab" diganti dengan pagoda gaya tradisional Cina. Namun, rencana itu ditolak oleh jamaah.

Pemerintah kemudian meminta komite manajemen masjid untuk menghapus delapan dari sembilan kubah yang berada di atas masjid, dan hanya mengizinkan satu kubah yang terbesar di tengah. Namun, usulan ini juga ditolak oleh sebagian besar anggota masyarakat.

Dilaporkan Associated Press, massa dari etnis Hui mulai berkumpul di Masjid Agung Al-Haram pada 9 Agustus 2018. Ma Sengming, pria berusia 72 tahun yang ikut protes itu, mengatakan bahwa massa berteriak "Lindungi iman di Cina!" dan "Cintailah negara, cintai iman!".

Seruan itu muncul karena kelompok-kelompok agama yang sebagian besar mendapat toleransi di masa lalu mulai melihat bahwa kebebasan mereka menyusut. Pemerintah berusaha untuk mengucilkan agama-agama dengan membuat prioritas kepada Partai Komunis. Selain melucuti kubah dari masjid, gereja-gereja Kristen ditutup dan Alkitab disita.

Pada awal 2019, upaya pemerintah Cina untuk membongkar dan menutup sejumlah masjid kembali dilakukan. Dilansir dari situs media Detik.com, pemerintah China menutup dan menyegel tiga masjid di Kota Weishan, Provinsi Yunnan. Namun, penutupan ini mendapatkan perlawanan dari jemaah.

Penutupan dan penyegelan tiga masjid di Kota Weishan ini dilaporkan oleh surat kabar South China Morning Post berdasarkan video dari lokasi kejadian. Masjid-masjid yang ditutup itu merupakan masjid yang dipakai oleh etnis muslim Hui. Otoritas setempat menyebut penutupan dilakukan karena adanya "pendidikan keagamaan ilegal" di masjid-masjid tersebut.

Video yang dilansir oleh South China Morning Post disebut menunjukkan puluhan polisi berseragam sedang berhadapan dengan para jemaah yang berupaya mencegah penutupan masjid. Video itu juga menunjukkan momen saat pintu masjid dirantai dan disegel. Namun, tidak disebutkan nama masjid-masjid yang disegel tersebut.

Dalam pernyataan yang dikutip surat kabar pemerintah China, People's Daily, kantor pemerintah Kota Weishan menjelaskan bahwa pihak kepolisian berkoordinasi dengan Komisi Urusan Etnis dan Keagamaan Distrik Weishan melakukan penggerebekan di sejumlah desa di Huihuideng, Sanjia, dan Mamichang untuk "menjaga keselarasan dan stabilitas di domain religius".

KESIMPULAN

Berdasarkan pemeriksaan fakta di atas, narasi bahwa masjid di seluruh Cina dibuka kembali usai virus Corona Covid-2019 mewabah merupakan narasi yang menyesatkan. Video yang digunakan untuk menyebarkan narasi itu merupakan video kegiatan ibadah di Masjid Dongguan, Cina. Namun, tidak ditemukan berita bahwa masjid ini pernah ditutup ataupun dibuka kembali.

Menurut pemberitaan media, pemerintah Cina memang beberapa kali berupaya menutup dan membongkar sejumlah masjid, tepatnya pada Agustus 2018 dan Januari 2019. Namun, usaha tersebut selalu mendapatkan perlawanan dari para jemaah. Selain itu, upaya pemerintah Cina ini tidak ada kaitannya dengan wabah virus Corona Covid-2019.

ZAINAL ISHAQ

Anda punya data/informasi berbeda, kritik atau masukan untuk artikel cek fakta ini? Kirimkan ke cekfakta@tempo.co.id