Published using Google Docs
bermain matematika
Updated automatically every 5 minutes

BERMAIN MATEMATIKA

Edy Wihardjo, S.Pd., M.Pd.

Rabu, 23 Mei 2012, bertempat di aula Hotel Bandung Permai, saya menguji peer teaching guru-guru peserta PLPG. Salah seorang guru mengajar matematika. Di awal pembelajaran, ia membangkitkan minat belajar matematika dengan melakukan tebak-tebakan:

Pertama, ia meminta salah seorang siswa (peserta lain) untuk menentukan bilangan ratusan yang terdiri dari tiga dijit angka, misalnya 136. Tentu saja tanpa menyebutkan bilangan tersebut pada ‘sang Guru’.

Kedua, ia meminta siswa menjumlah ketiga angka. Dalam hal ini, 1 + 3 + 6 = 10.

Ketiga, ia meminta siswa mengurangkan bilangan ratusan yang telah ditentukan dengan hasil penjumlahannya, yaitu: 136 – 10 = 126.

Keempat, ia meminta siswa menyebut ‘salah dua’ dari tiga angka hasil perhitungan. Boleh 1 dan 2, atau 1 dan 6, atau 2 dan 6.

Terakhir, ia menebak dengan benar angka ketiga yang tidak disebutkan.

Benar-benar menarik. Peserta lain, yang sebenarnya guru juga, bertanya-tanya: “Kok bisa?” Sayangnya, ketika mereka bertanya bagaimana logikanya, ‘sang Guru’ tidak mampu menjawab.

Karena yakin permainan ini akan bermanfaat, sebagai oleh-oleh ketika guru-guru kembali mengajar di sekolah masing-masing, di akhir sesi saya membongkar rahasianya.

Pertama, bilangan 136 dapat ditulis sebagai . Jika diperumum, maka bilangan .

Kedua, jika dikurangkan dengan  atau , maka:

Ketiga, perhatikan hasil pengurangannya

bilangan ini mengandung arti kelipatan 9”.

Keempat, kelipatan 9 adalah kata kuncinya. Perhatikan sifat beberapa bilangan kelipatan 9 berikut:

Bilangan kelipatan 9

Penjumlahan angka-angkanya

Hasil jumlah

9

9

9

18

1 + 8

9

27

2 + 7

9

36

3 + 6

9

99

9 + 9

18

108

1 + 0 + 8

9

990

9 + 9 + 0

18

999

9 + 9 + 9

27

Kelima, perhatikan hasil jumlahnya, 9 atau kelipatan 9 juga.

Keenam, dengan demikian, ketika siswa menyebut ‘dua angka’, maka ‘sang Guru’ hanya menghitung ‘angka ketiga’ yang jika dijumlahkan seluruhnya akan menjadi 9 atau kelipatan 9.

Sebagai contoh, siswa menyebut 1 dan 2, maka ‘sang Guru’ menebak angka ketiga 6, karena 1 + 2 + 6 = 9.

Jika siswa menyebut 1 dan 6, maka ‘sang Guru’ menebak angka ketiga 2, karena 1 + 6 + 2 = 9.

Jika siswa menyebut 2 dan 6, maka ‘sang Guru’ menebak angka ketiga 1, karena 2 + 6 + 1 = 9.

Setelah saya paparkan, bukan hanya ‘siswa’ (peserta lain) yang mengangguk-angguk, ternyata ‘sang Guru’ yang telah memainkannya juga mengangguk-angguk.

Nah, bagaimana dengan Anda?